Sabtu, 23 Februari 2013

Indahnya Sikap Toleransi dan Damainya Perbedaan


Mereka yang telah mengajariku akan perbedaan, indahnya perbedaan dan pengetahuan wawasan yang membuatku bertambah ilmu. Di dunia tak akan ada yang semuanya sama persis pastilah ada perbedaan. Perbedaan agama, suku, bahasa, ideologi, kebudayaan, sikap, prilaku, pria dan wanita. Perbadaan inilah yang mengajariku banyak sekali pengalaman, dari hal yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, ternyata betapa indahnya perbedaan itu. Sama halnya yang ada di Indonesia, memiliki banyak sekali perbedaan seperti agama, bahasa, suku, warna kulit. Aku beragama islam, lingkunganku sebagaian besar beragama muslim, dari mulai TK hingga SMA. Namun saat aku memasuki masa perkuliahan, aku menuntut ilmu dimana sebagian besar beragama yang bukan mayoritas muslim maupun satu suku, sebagian besar beragama Kristen. Perbedaan inilah yang membuka wawasanku menjadi bertambah, mataku terbuka dan otakku penuh dengan ilmu serta pengalaman hidup jauh lebih terbuka. Teman-temanku disini mereka beragama Kristen, Hindu, Budha, Konghucu dan berbeda bahasa denganku mereka sebagian besar berasal dari Manado, Medan dll. Akan tetapi perbedaan itu tidak menjadikan penghalang yang bagiku untuk bergaul bersama mereka. Malah aku mendapatkan banyak pelajaran hidup yang sangat berharga dari mereka yaitu pengetahuan mengenai agama, kebudayaan, bahasa, itulah pelajaran yang paling berharga yang aku dapatkan dalam proses hidup ini. Indahnya perbedaan baik dari agama, suku dan bahasa.

Aku jadi belajar dari mereka bagaimana tata cara mereka berdoa bersama ketika makan bersama, dimana saat ini dilingkunganku kadang masih sering lupa berdoa bersama ketika makan bersama-sama. Dan tak lupa sikap saling toleransi dan saling menghargai diantara kami. Mungkin pada awalnya aku selalu bertanya mengapa mereka melakukan ini itu, begitu juga mereka bertanya mengenai bagaimana di agamaku. Pertanyan2 itulah yang menjadi wawasan bagiku sehingga aku harus mencari tahu jawabnya dan juga mensharing jawaban yang mereka tanyakan. Sikap saling toleransi inilah yang menjadi hal unik. Pernah suatu ketika aku diingatkan oleh kawanku untuk aku menunaikan sholat, rasa haru membuatku sadar betapa pentingnya toleransi dan juga sikap saling menghargai serta mengingatkan. Pernah juga aku mengantarkan kawanku untuk beribadah ke gereja. Pengalaman inilah yang membuat aku bangga terhadap diri sendiri bahwa sikap saling toleransi dan menghargai inilah yang membuat kita damai. Ataupu salah satu contohnya adalah saling mengamankan pada saat perayaan hari raya baik itu Idul Fitri dan Idul Adha, Natal dan Paskah, Imlek, Nyepi, Waisak. Umat Islam membantu mengamankan ibadah saat Natal atau ibadah agama lainya, begitu juga sebaliknya Umat Kristiani membantu mengamankan proses ibadah umat Islam. Alangkah indahnya jika sikap seperti ini tetap dijaga, pasti damai negeriku ini.

Poin disini adalah bahwa dengan adanya pertanyaan seputar agama maupun budaya dan bahasa membuat kita belajar banyak akan kehidupan, bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan perbedaanya, dimana perbedaan itu membuat kita belajar banyak mengenai manusia di muka bumi ini. So mungkin inilah takdir Tuhan untukku belajar lebih banyak mengenai perbedaan. Bahwa perbedaan itu tidak selamanya buruk, tapi jika kita menyikapi dengan bijaksana dan arif maka perbedaan itu akan terasa indah :). Sebenernya aku bangga dengan negaraku ketika negara ini hidup damai dan tentram dengan perbedaan yang dimilikinya, semoga negaraku dan orang-orangnya dapat mengerti apa artinya perbedaan bahasa, agama, suku, warna kulit dan kebudayaan. Pada prinsipnya sikap saling menghormati, menghargai, toleransi antar umat beragama dan gotong royong yang harus kita jaga keutuhanya.

Jumat, 15 Februari 2013

IMLEK

Heiii heiii sahabat cyber, gw mau cerita pas tanggal 10 Februari 2013 kemarin itu kan memperingati perayaan IMLEK. Yahhh meskipun gw gak ngerayaan imlek tapi ada beberapa teman2 gw yang ngerayaan imlek. Intinya sih hari itu gw sama petty dan tiwi masak-masak, usut punya usut kebetulan banget kita masak pas imlek dan lo tau, salah satu teman gw yaitu petty dia bukan turunan cina, tapi banyak orang ngira dia itu cina!!! padahal dia asli dari MANADO. Gokil-gokilanya masak-memasak hari minggu itu iseng2an kita makan besar saat perayaan imlek karena petty sudah mewakili imlek alias muka dia udah kaya orang cina :),,, (peace ci petty )

Nah ini dia penampakan mulai dari masak memasak sampe makanannya jadi pas perayaan imlek yang sederhana di kosan kami



Nah inilah hasilnya menu hari ini adalah SAYUR BUNCIS dan TAHU BALADO gak lupa ada SAMBEL pastinya. THIS IS IT SAYUR BUNCIS, TAHU BALADO ALA KOKI PEPET,,,

Senin, 04 Februari 2013

Kenapa Harus "Cina"?

Kenapa Harus "Cina"? Heran deh sama sebagian orang2 indonesia yang selalu menghina atau menutup sebelah mata sama orang2 yang ketauan "cina", terkdang mereka malah jadi bahan ejekan atau bahan untuk tidak ditemani, padahalkan mereka blum tentu sepenuhnya murni 100% berdarah "cina". bisa saja dia campuran indonesia+cina, jawa+cina, sunda+cina, batak+cina, dsb. Tapi anehnya kalo yang keturunan indo alias campuran indonesia dan bule2,malah didewakan diagungagukan. kalo diliat g jauh beda sama cina, toh dia jg sama2 campuran, jadi kenpa harus memandang sebelah mata orang cina? rasanya gak adil kalo pikiran orang Indonesia masih mempermasalahkan suku, agama, budaya, dimana asal muasal negara ini terbentuk bukan terbentuk oleh 1 komunitas saja, tapi berbagai komunitas, agama, suku, budaya semua bersatu dan mereka hidup dengan damai. Kenapa akhir2 ini selalu mempermasalahkan hal sepele seperti, ngata2in dan beda2in orang itu "cina" "batak" "padang",,??? apkaha ajaran kebangsaan ini yang katanya menganut prinsip keadilan kebebasan, saling menghargai, saling tolong menolong, tapi pada kenyataanya malah saling mengejek. Apakah negra ini perlu dijajah kembali, agar mereka sadar bahwa kita harus bersatu???? mungkin saling mengejek antar ras, suku, agama, sangat sangat tidak etis untuk dilakukan karena sebelum anda megejek orang lain, ejek dulu diri anda sendiri, karena diri anda sendiri belum tentu benar. darah saya bukan hanya darah dari 1 suku saja tapi beberapa campuran, jawa, sunda, dan cina. saya berpendapat begini, kemungkinan sebagian dari anda2 yang mengejek ada turunan dari "cina", dan kenapa anda selalu mengejek orang2 yang berlebel "cina" padahal mereka yang keturunan "cina" juga ikut membangun negeri ini. KAMI INDONESIA - BHINEKA TUNGGAL IKA, bukan AKU INDONESIA dan aku suku "a,b,c,....". Indonesia yang kaya akan budaya, suku, bahasa, dan agama. DAMAI INDONESIAKU KARENA KAMI BHINEKA TUNGGAL IKA ATAS ASAS GOTONG ROYONG, bukan asas saling menghina suku, agama, budya, bahasa satu sama lain.